Minggu, 12 Februari 2012

8 Bahan Makanan yang Dapat Memerangi Selulit

Coba cek paha Anda, bagian bawah bokong, atau bagian bawah perut. Jika tekstur kulit Anda di area tersebut cenderung kasar, bergelambir, dan bergurat-gurat penuh lemak, itulah selulit. Selulit bukan hanya masalah yang dialami orang-orang bertubuh gemuk. Bahkan pada yang bertubuh kurus pun, terkadang selulit dapat ditemukan terutama di paha dan bokong.

Selulit disebabkan oleh banyak hal, di antaranya hormon, pola makan, gaya hidup yang tidak sehat, pakaian dalam yang terlalu ketat, dan faktor genetis. Selulit juga tak dapat dihilangkan secara permanen, namun kita bisa mengurangi penumpukan lemak di bawahnya dan membuat selulit terlihat berkurang dan penampakannya tersamar.

Berikut ini delapan bahan makanan yang dipercaya bisa memerangi selulit:

1. Blueberry
Buah mungil berwarna biru ini mengandung polyphenol yang sudah terbukti dapat mengurangi penumpukan lemak.

2. Sayuran hijau, kacang-kacangan, dan bawang putih
Bahan-bahan makanan ini memperkuat fungsi hati sehingga metabolisme tubuh dalam mengusir lemak menjadi lebih cepat.

3. Lemon
Sari lemon membantu mengusir racun dari dalam tubuh, termasuk lemak yang tak sehat. Agar lebih efektif, campurkan lemon dengan teh herbal atau teh jahe.

4. Jus hijau
Setiap hari, sempatkan mengonsumsi jus timun atau jus lain yang terbuat dari sayuran segar dengan kandungan serat yang tinggi.

5. Minyak zaitun
Tinggalkan minyak goreng yang diproduksi di pabrik dan sudah melewati berbagai proses pemanasan yang tak sehat. Gantikan dengan minyak zaitun yang bukan hanya lebih sehat tapi juga lebih enak.

6. Tauge
Tauge dan jenis-jenis kecambah lain memiliki kandungan enzim yang bahkan lebih tinggi dair sayur dan buah. Enzim ini sangat membantu dalam proses pencernaan.

7. Pepaya dan nanas
Sama seperti tauge, kedua buah ini juga memiliki kandungan enzim yang tinggi yang membantu tubuh mencerna bahan makanan termasuk lemak dengan lebih efektif.

8. Air mineral
Jangan bosan membaca artikel yang mengingatkan Anda untuk minum air mineral minimal 8 gelas sehari. Ini adalah kunci penting bukan hanya untuk menjaga kesehatan, tapi juga merawat kecantikan.

Tiga Rahasia Perut Ramping, Coba Deh

REPUBLIKA.CO.ID, Punya perut ramping dan rata sekarang bukan lagi sekadar mimpi indah. Jadi, untuk Anda yang berniat meratakan perut, ada tiga hal yang bisa membantu. Syaratnya, lakukan secara optimal dan pastikan perut ramping menjadi milik Anda.

Pilih makanan yang tepat
Pilih makanan yang sehat dan kaya dengan lemak baik
Santaplah alpukat. Lemak baik dalam buah ini akan membantu menyingkirkan lemak dari perut Anda.

Makan cokelat. Carilah cokelat yang mengandung 70 persen kakao untuk hasil yang maksimal

Jangan lupakan almond. Dalam satu studi terungkap, para pelaku diet yang menyantap satu genggam almond setiap hari dapat menghilang sekitar 18 persen lemak perut.

Pakailah baju yang menunjang
Agar motivasi makin kuat, cobalah sejumlah baju yang berukuran lebih kecil. Jika Anda mengenakan busana Muslim, tentu saja, pakaian seperti ini hanya bisa dikenakan saat berada di rumah. Namun, jadikan baju kecil ini sebagai motivasi kuat untuk merampingkan perut.
Atau, bisa juga memakai baju dengan motif vertikal yang terlihat dapat merampingkan tubuh dengan salur hitam di bagian pinggang.

Olahraga
Pilihlah gerakan-gerakan yang dapat merampingkan perut. Untuk itu, cobalah tanyakan pada para ahlinya.

Pak, Bu, Tolong Jangan Katakan Hal Ini pada Anak Anda (2)

REPUBLIKA.CO.ID, Memiliki dan membesarkan sang buah hati punya seni tersendiri. Apalagi, kata para pemerhati anak, tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orang tua. Tak jarang, kita terlalu yakin mampu membesarkan buah hati dengan cara sendiri. Ternyata, tidak semudah itu. Ternyata, dari komunikasi sehari-hari, perkembangan anak pun bisa saja terganggu. Nah, bapak dan ibu, ada kata-kata yang sebaiknya tidak Anda lontarkan untuk buah hati tercinta.
Apa itu?

''Jangan Nangis''

Atau, kata-kata serupa seperti, ''Jangan cengeng'' atau ''Nangis melulu''. Padahal, untuk anak-anak yang belum dapat mengekspresikan emosi lewat kata-kata, mereka hanya dapat menyalurkannya dengan cara menangis. Adalah wajar, bila anak-anak merasa sedih atau ketakutan. ''Sebenarnya, wajar saja bila ortu ingin melindungi anak mereka dari perasaan-perasaan itu. Tapi, dengan mengatakan ''jangan'' tidak berarti anak-anak akan lebih baik. ''Ini juga akan memberikan kesan bahwa emosi mereka tidak benar, bahwa tidak baik untuk merasa takut atau sedih,'' ujar Debbie Glasser, direktur Family Support Services.
Lebih baik, katakan pada anak bahwa Anda memahami perasaan sedih yang dia alami. ''Ibu paham kamu takut dengan ombak. Ibu janji tidak akan melepaskan tanganmu lagi, Nak...''

''Kenapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?''

''Lihat tuh, Doni rapi banget mengancing bajunya. Kok kamu tidak bisa?''
Para pakar menilai wajar orang tua membandingkan anak-anaknya. Ini akan menjadi referensi terhadap perkembangan anak-anak. Namun, tolong, jangan katakan ini di depan anak-anak. Ini karena tiap anak adalah individu yang berbeda. Mereka punya kepribadian tersendiri. Membandingkan anak dengan orang lain berarti Anda menginginkan anak Anda menjadi orang yang berbeda.

Pak, Bu, Tolong Jangan Katakan Hal Ini pada Anak Anda (1)




REPUBLIKA.CO.ID, Memiliki dan membesarkan sang buah hati punya seni tersendiri. Apalagi, kata para pemerhati anak, tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orang tua. Tak jarang, kita terlalu yakin mampu membesarkan buah hati dengan cara sendiri. Ternyata, tidak semudah itu. Berawal dari komunikasi sehari-hari, perkembangan anak pun bisa saja terganggu. Nah, bapak dan ibu, ada kata-kata yang sebaiknya tidak Anda lontarkan untuk buah hati tercinta.
Apa itu?

''Pergi sana! Bapak Mau Sendiri!''

Ketika Anda kerap melontarkan kata-kata ini pada anak, Suzette Haden Elgin, pendiri Ozark Center, mengatakan anak-anak akan berpikir tidak ada gunanya berbicara dengan orang tuanya karena mereka selalu diusir. ''Jika Anda terbiasa mengatakan hal-hal itu pada anak-anak sejak mereka kecil, biasanya mereka akan mengatakan hal serupa ketika dewasa.''

''Kamu Itu...''

Pelabelan pada anak adalah cara pintas untuk mengubah anak-anak. Jika seorang ibu mengatakan, ''Anak saya memang pemalu'', maka anak akan menelan begitu saja label itu tanpa bertanya apa pun. Apalagi, bila kita memberikan label buruk pada anak-anak, itulah yang akan melekat dalam benak mereka. Seumur hidup.

Hukuman Fisik Membuat Anak Lebih Agresif




Ghiboo.com - Memberi hukuman kepada anak secara fisik tidak akan mengurangi kenakalannya tapi justru membuatnya lebih agresif.

Pernyataan ini dibuat berdasarkan hasil penelitian Universitas Manitoba dan Rumah Sakit Anak dari Timur Ontario selama 20 tahun terakhir.

Times of India menyebutkan kalau penulis studi Joan Duurant dan Ron Enson menemukan bahwa hukuman fisik membuat anak lebih agresif dan dapat membahayakan mereka dalam jangka panjang.

"Perilaku anak-anak ini akan lebih agresif dan tidak takut terhadap orangtua, saudara, teman mereka. Hukuman fisik juga berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan dan penggunaan obat dan alkohol," ujar Durrant.

Ketika 500 orangtua dilatih untuk mengurangi ketergantungan mereka dalam menjatuhkan hukuman fisik, ternyata perilaku agresif anak ikut menurun. Sekarang hukuman fisik mulai ditinggalkan dan beralih ke upaya mendisiplinkan anak melalui pendekatan konstruktif.